21 November 2008

Sendang Sono, Lourdes nya Indonesia



Tanggal 1 november 2008 berkesempatan untuk jalan-jalan ke daerah Jogjakarta, salah satunya ke Tempat Ziarah Sendang Sono. Sendang Sono adalah salah satu tempat Ziarah bagi umat khatolik. Pada bulan khusus seperti Mei dan Oktober Sendang Sono dipenuhi ribuan pengunjung untuk berziarah sedangkan pada hari-hari tertentu seperti hari Jum’at dan Sabtu juga banyak pengunjung.

Sendang Sono dinamai berdasarkan letaknya. Sendang berarti mata air, sementara Sono berarti pohon sono, sehingga nama itu menunjukkan bahwa sendang ini terletak di bawah pohon sono. Sendang beserta pohon sono dapat dijumpai dengan berbelok ke kanan dari pintu masuk, tapi kita tidak bisa melihat sendang dengan leluasa karena bilik sendang kini ditutup dengan kotak kaca. Sendang Sono sering disebut sebagai Lourdes nya Jawa, Indonesia bahkan Asia Tenggara.

Sendangsono terletak di wilayah Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari Kota Semarang menuju ke Sendangsono ini memerlukan waktu 3 jam 40 menit karena kita memakai bus Pariwisata yang besar. Mungkin kalau pakai motor hanya butuh waktu paling lama 2 jam. Karena kita memakai Bus Pariwisata ini jadi harus berhenti di pinggir jalan dan memarkir bis di pintu masuknya (di pinggir jalan raya) dan melanjutkan perjalanan menuju komplek Ziarah Sendangsono melalui jalan berliku. Kita harus berhati-hati melewati jalan ini karena jalannya cukup sempit, berliku-liku dan curam. Ketika turun dari Bus, sudah banyak mobil kecil (seperti odong-odong) yang siap mengantar sampai pintu masuk Gereja Promosan. Cukup membayar Rp 7.000,- saja per orang untuk mobil odong-odong ini, kalau naik ojeg harus membayar Rp 20.000,-. Kalau masuk ke lingkungan Sendang Sono nya kita tidak akan ditarik retribusi, hanya disediakan kotak-kotak jikalau kita mau menyumbang.

Kita berhenti di Gereja Promosan dan melanjutkan dengan Jalan Salib di Sendangsono, antara perhentian dengan perhentian selanjutnya kurang lebih 2 meter kalau ditotal kurang lebih 8 kiloan. Saya sarankan lebih baik pakai sepatu daripada sendal. Ritual Jalan Salib di Sendangsono ini dilalui dengan berjalan diantara rumah penduduk dengan jalannya berbatu dan menanjak melewati jalan berliku di kaki bukit Menoreh. Sebenarnya Rute jalan salib di Sendangsono ini bisa dilalui oleh 2 rute, yang pertama kita berhenti di Gereja Promosan untuk rute jalan salib jauh dan yang satu lagi kita berhenti lebih ke atas lagi yang ada tempat parkirannya odong-odongnya untuk langsung ke tempat Sendang Sono yang terdapat rute jalan salib pendek. Di setiap pemberhentian jalan salib, anda bisa menyalakan lilin sekaligus berdoa dan mengingat peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan Kristus menuju Bukit Golgota.
Komplek ziarah di Sendang Sono cukup luas, terbagi atas beberapa kapel kecil, lokasi jalan salib, Gua Maria, pendopo, sungai dan tempat penjualan perlengkapan ibadah serta souvenir . Kita bisa berdoa di depan Gua Maria yang terletak di belakang pohon sono dan bisa menuliskan permohonan dalam secarik kertas, lalu memasukkannya dalam pot tempat pembakaran surat agar Tuhan menerimanya. Kita juga bisa menikmati keindahan arsitektur kompleks yang dirancang oleh Y.B Mangunwijaya Pr yang meraih Aga Khan Awards ini. Kalau mau pulang, jangan lupa mengambil air sendang yang bisa diambil di keran-keran yang terdapat di sisi kanan sungai. Air suci ini banyak dipercaya dapat mendatangkan berkah.

Tidak ada komentar: